CERITA DEWASA - NIKMATNYA TANTE TIDAK TERLUPAKAN | HOBISLOT77

 NIKMATNYA TANTE TIDAK TERLUPAKAN | HOBISLOT77



Hai, kenalkan namaku Hendra, dikala ini saya kuliah di salah satu PTS yang cukup besar, di area selatan Jakarta, persisnya di Depok. Saya memiliki pengalaman istimewa serta menarik yang bisa jadi ini pengalaman mengasyikanku yang awal, serta bisa jadi tidak hendak kulupakan. Kamu sempat baca ceritanya Santo kan? nah ia itu ade sepupuku, serta bermukim bersamaku, serta saya serupa ia telah semacam kakak beradik kandungan.


Pendek narasi, saya balik ke Jakarta serta saya janjian serupa Bibi Vio untuk mencari rumah. Kujemput ia di rumah salah satu tanteku, serta kita jalur.


" Kemana nih kita Bibi?" tanyaku.


" Enaknya kemana betul De, Bibi serta Oom ingin yang suasananya tidak amat rame, yang hening gitu, serta apabila dapat udaranya lagi bersih serta aksesnya mudah."" Astaga apabila gitu di deket tempat Santo saja Bibi, di Cibubur kan banyak perumahan, terlebih di melintas toll. 


" Betul nih, kita kesana saja."


Kuarahkan mobilku ke arah toll mengarah posisi. Cari- cari seharian kesimpulannya Bibi Vio menghargai di salah satu kompleknya Ciputra Group.


" Gimana De menurut kalian?"


" Benar suka suka Bibi dong, bagusnya Bibi tannyaainn Oom dulu." 


" Iya deh esok malem Bibi tanyaain." Kuantarkan Bibi Vio kembali.

rtp slot gacor


" Entar Bibi nyamperin kalian betul De, soalnya apabila jadi rumah yang ingin keterlaluan angsuran mulanya, kita kayaknya harus nyari mebel serta keseluruhan rumah, tidak mengusik kalian kan?"


" Enggaklah Bibi, lagian kuliah pula sedang kosong.


" Makasih betul", jawab sang bibi sembari sun pipiku, serr.


slot deposit pulsa 5000 tanpa potongan




Pagi jam 7 telepon berdering serta Bibi Vio melaporkan jika suaminya sepakat dengan rumah opsi kemarin, serta ia mengajak cari perlengkapan rumah tangga, sebab akad jual beli terkini dilaksanakan Senin pekan depan. Kita jalur ke arah Jalan. Fatmawati, sebab di situ memanglah banyak gerai serta show room meubel. Siangnya kita makan siang sembari ngobrol- ngobrol.

" Gimana Bibi bagi evaluasi Bibi?" tanyaku.

" Gimana betul, bagus- bagus seluruh sih, tetapi kan Bibi telah pegang referensinya, jadi jika esok Bibi mutusin seleksi, Bibi bermukim telepon." slot online

" O..", jawabku pendek.

" De, Jumat besok kamu ikut week- end benar, soalnya Bibi Linda ngajakin, refreshing tuturnya, ajak Santo pula."

" Dapat pula tuh Bibi, namun bila Santo dibawa di rumah kelamaan kosong Bibi, khawatir! 

" Tergantung deh kalian atur saja."

Besoknya kita pergi ke Pucuk untuk week- end. Santo ditinggal. Di villa yang lumayan besar dengan 4 kamar, laman besar. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk ke dalam serta di busut itu membuat atmosfer asik amat sangat. Jam 10 malam berakhir makan di simpang raya kita langsung balik ke villa. Saya gunakan jacket, sembari merokok, saya bersandar di teras balik. Tidak lama timbul Bibi Vio gunakan kimono handuk, habis mandi agaknya.

" Dingin- dingin ini kenapa mandi sih Tan?" tanyaku.

" Iya, habis lengket sih, lagian kan terdapat water heater." tuturnya sembari menjemur rambutnya, ia ambil satu kakinya serta diangkat ke kakinya yang lain. Versi emak, saya dapat memandang pukang mulusnya. Sehabis kering rambutnya, Bibi Vio masuk, saya menjajaki di belakangnya. Saya ke dapur untuk buat kopi. Sehabis buat kopi kubawa kopi ke ruang tengah. slot online Cocok melalui depan kamar Bibi Vio saya memandang panorama alam yang amat aduhai. Pintunya yang terbuka sedikit buat saya dapat mengintip, betul- betul yang kuceritakan mulanya di atas, ia yang lagi siap- siap gunakan pakaian, terkini gunakan CD sedangkan dadanya sedang terbuka membuat payudaranya yang besar leluasa terpajang. Segera saya lalu, serta berasosiasi serupa Bibi Linda serta Oom Rio dan buah hatinya yang lagi menyaksikan Televisi. Ngobrol sesaat Bibi Linda memohon permisi untuk ngelonin buah hatinya, sedangkan Oom Rio memohon permisi untuk rehat. Wal hasil bermukim saya yang menyaksikan Televisi, saya alih bersandar ke bangku jauh yang mulanya diduduki serupa Oom Rio serta Bibi Linda supaya saya nontonnya tidak miring.

slot deposit pulsa tanpa potongan

Kurang lebih 5 menit saya nonton sendiri, Bibi Vio pergi sembari membawa satu gelas sitrus panas serta bersandar di sampingku. Mhh, aroma harum Bibi Vio lekas melatis penuhi sepenuh ruangan. Bibi Vio dikala itu gunakan kimono sutra warna merah terang, yang buat saya horny merupakan dadanya terlihat tidak gunakan apa- apa di dalamnya. Kurang lebih jam 12 malam saya berpamitan minta diri rehat." Betul telah, di matiin saja TV- nya, Bibi pula ingin rehat." Kita jalur berarak mengarah kamar tiap- tiap, kamarku depan- depanan serupa kamar Bibi Vio di bagian balik, kamarku di balik kamar buah hatinya Bibi Linda sedangkan Bibi Vio di balik kamar Bibi Linda. Cocok melampaui kamar Bibi Linda terdengar suara- suara abnormal. Saya berpaling ke arah Bibi Vio, serta Bibi Vio meletakkan telunjuknya di depan bibirnya." Ssstt, janganlah bising, kalian ambil bangku alat kesini, kita melihat." Tuturnya sembari senyum. Saya menganggukan kepala. Kuambil bangku itu serta kutaruh lambat- laun di depan pintu kamar. Bibi Vio di luar asumsi lekas naik buat melihat segmen apa yang tengah berjalan, serta saya yang di dasar dengan nyata serta gamblang melihat kemulusan betis Bibi Vio plus bulu- bulu halusnya yang rimbun. Kemaluanku tidak kokoh serta ayal tetapi tentu mulai kaku. Bibi Vio tidak lama mulai menaruh tangannya di depan dataran selangkangannya serta mengusap- usapkan telapak tangannya di situ. Memandang gerak- gerik sedemikian itu saya tidak buang- buang peluang, kuraba betis indahnya, serta di luar asumsi Bibi Vio tidak bereaksi, malahan ia menghindarkan kakinya serta kulihat tangannya mulai dengan kira- kira agresif menyapu dataran selangkangannya sembari mulutnya menghasilkan suara desisan," Ssshh".

Memandang Bibi Vio mulai naik tidak cuma tanganku yang membersihkan betis indahnya, namun pula bibir dan lidahku. Kutelusuri betisnya turun ke bawah, sampai punggung kakinya, kupindahkan ke kakinya yang lain dan aku jelajahi pula. Desisan Bibi Vio mulai bertukar jadi erangan, dan tangannya tidak cuma berperan di lapangan selangkangannya, namun pula tangannya yang lain agung meremas payudaranya sendiri. Sebaliknya aksiku tidak cuma di betis, kepalaku sudah mulai menyelinap ke balik kimononya, jadilah aksiku dikala ini menelusuri area pahanya. Sesudah lagak bibir dan lidahku mendekati area selangkangannya, tangan Bibi Vio yang mulanya dipakai menggosok selangkangannya dikala ini ganti ke kepalaku. Beliau tekan kepalaku dan membelai- bujuk rambutku, sesekali beliau jambak rambutku sambil merapatkan kakinya. Kujilati buah pantatnya yang ranum sambil kedua tanganku berperan meremas buah pantatnya yang lain sebaliknya tanganku satunya lagi kupakai buat membelai area selangkangannya. Kupindahkan aksiku buat menggarap buah pantatnya yang lain. Kusibakan CD kecil Bibi Vio, kurenggangkan kakinya, dan kunikmati bagian pantatnya.

Sesudah kumulai kencang napas dan kegerahan kukeluarkan kepalaku dari balik kimononya. Kugeserkan kaki Bibi Vio supaya beliau bisa memindahkan, dan aku naik. Sejurus sehabis itu terpasang di depan mataku pemandangan alam yang membikinku lalu jadi horny. Bibi Vio di bawah lagi terengah- engah sambil menarik- narik rambutnya sendiri, beliau ambil kedua kakinya di pundak Oom Rio, sebaliknya Oom Rio asyik memompa Bibi Linda dari atas sambil mulutnya menikmati buah dada Bibi Linda yang lumayan bagus, meski sudah mempunyai anak 2. Aku tidak mau tinggal diam, kulingkarkan tanganku ke pundak Bibi Vio, dan langsung kuusap- belai bagian dadanya. Tidak lama tanganku yang kiri menyusul, kususupi ke balik kimononya dan cepat kudapatkan segunduk daging yang teramat fleksibel rasanya di tanganku, dan Bibi Vio menjawab dengan menggigit- gigit kupingku. Lagi asyik menghisap puting buah dada kiri Bibi Vio, Bibi Vio beranjak turun. Dan tampaknya yang dicoba Bibi Vio ialah melepaskan ikat pinggangku, melapas kancing celana jeans- ku dan mengurangkan zipper- nya. Beliau capai jeans- ku selutut, namun cuma jeansnya hanya. Tidak lama terasa hangat lapangan CD- ku, dan terasa pula lidah bermain di lapangan CD- ku naik turun, terasa pula kemaluanku digigiti naik turun, semacam Oppi Andaresta main harmonika. Sudah itu terasa CD- ku diturunkan pula, sebaliknya di dalam kamar posisi sudah beralih, Bibi Linda memegang pengawasan naik turun sambil kedua tangannya memegang tangan Oom Rio yang lagi asyik meremas buah dada Bibi Linda.




Hangat dan lembab terasa di kepala penisku, sesuai pandanganku diturunkan tampaknya Bibi Vio lagi asyik menjilati kepala penisku, kemudian turun ke batang penisku naik turun, dan akhirnya bulir kemaluanku dikulumnya pula. Dikemotnya kedua bulir kemaluanku. Ada perasaan mulas sewaktu kedua bulir kemaluanku diemut seragam Bibi Vio, habis mulut Bibi Vio itu kecil amat amat, jadi bila disekaligusi jadi bentrok satu seragam yang lain. Bosan mengulum bulir kemaluanku, Bibi Vio memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya, diemutnya, disedotnya kilat amat amat. Setelah itu Bibi Vio maju munduri mulutnya, sambil tangan kirinya memainkan bulir kemaluanku, sebaliknya tangan kanannya meremas buah pinggulku. Bibi Vio melepaskan hisapannya, namun kepala penisku langsung jadi sasaran, kali ini kepala penisku digaruk- garuk maanfaatkan gigi atasnya. Astaga, rasanya amat luar umum! benci, mengerinyau, dan lain- lain rasa nikmat segenap campur jadi satu. Dari dalam kamar Bibi Linda dan Oom Rio berteriak amat keras, dan rupanya mereka terbaru saja mencapai puncak gunung bersama- serupa.


Tidak kuat aku kelamaan berdiri, kuangkat kepala Bibi Vio, aku turun dan kubenarkan posisi celanaku, kutarik Bibi Vio, kudekap beliau di pelukanku dan langsung kuserbu bibir mungilnya yang sudah merekah menantang buat digasak. Bibi Vio membalas serbuanku dengan tidak takluk antusiasnya. Lidah kita menjelajahi gerong mulut tiap- masing- masing lawan. Lama lidah Bibi Vio menjelajahi gerong mulutku, lidahnya kugigit, sedemikian itu pula sebaliknya.

Tampaknya Bibi Vio sudah kecapaian dari mulanya," De, kita ganti ke kamar yo!" ajaknya. Aku sih untuk saja. Kuserbu lagi bibirnya, kuangkat tubuhnya kugotong ke kamarnya. Kutaruh beliau di atas kasur, dan tanpa campakkan lama kulucuti pakaianku sendiri. Selanjutnya sesudah aku bugil, aku naik ke ranjang dan bibir Bibi Vio balik kunikmati. Tangan Bibi Vio tidak tinggal diam, digenggamnya penisku sambil diusap dan dikocok lama- lama dengan tangan kirinya, sebaliknya tangan kanannya memelukku. Sedemikian itu pula aku tidak mau takluk, sebaliknya tangan kiriku melawan berat tubuhku, tangan yang kanan kuajak buat jalan- jalur di atas dada Bibi Vio. Di dalam kamar terbaru kutahu jika Bibi Vio ialah jenis orang yang senang melepaskan perasaan horny- nya dengan sebebas- bebasnya. Buktinya sewaktu payudaranya kuremas dan putingnya kupilin dari mulut yang lagi kukulum, gumamannya terdengar amat keras." mmhh.. mmhhgg." Terlebih sewaktu lidahku bermain di balik telinganya, erangannya lalu jadi jadi.

Bibi Vio dengan tangannya membimbingku untuk menikmati lapangan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan lemaknya. Kujilat dan kukecup bagian leher Bibi Vio sampai tidak ada jengkal yang terabaikan," Uuhh.. sshh.. mmhh." Dikala ini gantian. Tangan kananku dipakai memapah tubuhku sebaliknya tangan kiriku kupakai untuk membelai, meremas dan memilin busut Bibi Vio yang munjung dan sudah keras dari mulanya. Dikala ini sasaranku ialah pundak Bibi Vio, dan kedua sikuku kupakai buat menahan berat badanku, supaya kedua buah dada Bibi Vio bisa kuremas berbarengan. Pada disaat jelajah lidahku sudah sampai di akhir selepetan bima- nya, aku sibak kimono Bibi Vio bagian dadanya, dan.. eng- ing- eng, jelaslah dikala ini di depan mataku sejodoh buah dada terindah yang luang kulihat, karena lebih dulu buah dada pacar- pacarku takluk bagus seragam buah dada Bibi Vio. Aku tidak sejuk, aku langsung gigit putingnya yang bagian kanan dan Bibi Vio berteriak," aahhkk.. sshh.. aadduuhh.. eenhaakhh." Kusedot pentil itu dengan keras, lalu jadi keras kusedot lalu jadi jadi erangan dan jeritan Bibi Vio. Habis sudah kedua lapangan buah dada Bibi Vio kugarap, Bibi Vio mendekap kepalaku di bagian payudaranya, sebaliknya kedua lengannya melawan payudaranya, Mengenai ini membuat mukaku tenggelam diantara payudaranya yang baik. Yang amat bergengsi ialah sewaktu aku untuk cupang di bawah puting kiri Bibi Vio, Bibi Vio berteriak sambil memilin kedua kupingku." Hah.. oohh.. gghh.. uss.. aahh." setelah itu jelaslah sisa cupanganku di payudaranya.

Di depan pintu kamar mandi kusergap beliau, kuangkat satu pahanya dan kutusuk sambil berdiri." Aduh mengapa liar amat amat sih kamu!" tuturnya setengah membentak. Aku tidak mau tahu, kudorong beliau ke dinding kuhajar kemudian vaginanya dengan rudalku. Mulutnya kusumbat, kulumat dalam- dalam. Sesudah Bibi Vio mulai terdengar lenguhannya, kugendong beliau sambil beda penisku tetap dipertahankan. Kubawa beliau ke meja mempercantik yang berbentuk Consol, kuletakkan pantatnya di atas meja itu. Dikala ini aku bisa lebih lapang bersenggama dengan beliau sambil menikmati payudaranya. Sambil kuayun, mulutku dengan analitis menjelajahi busut di dadanya, dan sejenis biasanya( dan ini pula yang biasanya dicoba wanita) beliau tekan balik kepalaku ke dadanya, dan aku turuti, habis memanglah nikmat dan nikmat amat amat." aahh.. sshh.. oohh.. uugghh.. mmhh", Bibi Vio kemudian meracau.




Bosen dengan posisi sedemikian itu kucabut penisku dan kusuruh Bibi Vio menjengking. Sambil kedua tangannya memegang bibir meja. Dalam situasi menjengking sedemikian itu Bibi Vio terlihat lebih aduhai! Bongkahan pantatnya yang kuning dan halus itu yang untuk aku tidak kokoh. Kupegang penisku dan langsung kuarahkan ke vaginanya. Kugesekkan ke clitorisnya, dan beliau mulai berteriak nikmat. Tidak sejuk kutusukkan sekaligus. Langsung kukayuh, dan dalam posisi ini Bibi Vio bisa lebih aktif memberikan perlawanan, terlebih amat hebat." Aahh Dee Taanntee mmoo.. kkeelluuarr laggi.." racaunya. Bibi Vio goyangannya menggila dan tidak lama tangan kanannya menggapai ke balik, beliau capai pantatku supaya menusuk lebih keras lagi. Kulayani beliau, sebaliknya aku sendiri memanglah terasa sudah dekat. Bibi Vio berteriak dengan amat keras sambil menjepit penisku dengan kedua pahanya. Aku tetap dengan aksiku. Kuraih badannya yang terlihat sudah mulai mengendur. Kupeluk dari balik, kutaruh tanganku di bawah payudaranya, dengan kira- duga kasar kuurut payudaranya dari bawah ke atas dan kuremas dengan keras." Lindagghh.. oohh.. ohh.. aahh", tidak lama sesudah itu bendunganku jebol, kutusuk keras amat amat, dan spermaku menyemprot 5 kali di dalam.

Dengan ayun kuiring Bibi Vio balik ke ranjang, sambil kukasih cumbuan- belaian kecil sambil kita tiduran. Dan kala kulihat jam di dinding meyakinkan jam 02. 07. Astaga lumayan, lagi ada lama buat satu tahap lagi, kupikir." Bibi, Bibi, Miss V dan permainan Bibi ok amat amat!" pujiku." Makasih pula benar De, kamu pula hebat", suatu aplaus yang umum kuterima!

Selanjutnya bisa diprediksi, sampai dikala ini aku lagi suka berikan kenikmatan masing- masing ada kesempatan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini